FENOMENA BIOSFER 


A. Pengertian Fenomena Biosfer

Biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup dan sphaira (sphere) yang berarti lapisan atau bagian dari kulit bumi, air, dan atmosfer tempat ditemukan kehidupan organisme tumbuh-tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme. Fenomena biosfer adalah peristiwa atau terjadinya sesuatu hal di muka bumi yang berkaitan dengan makhluk hidup (yang meliputi tumbuh￾tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme). ilmu yang mempelajari persebaran makhluk hidup disebut Biogeografi.

1. Faktor yang mempengaruhi persebaran 

a) Faktor Abiotik : Faktor klimatik (Suhu, curah hujan dan Angin), Faktor Edafik (Faktor Fisis.

b) Faktor Biotik : manusia, hewan, dan tumbuhan.

2. Penyebab terjadinya persebaran, antara lain :    

a.Tekanan populasi, yaitu semakin banyak populasi menyebabkan persediaan bahan makanan tidak mencukupi bagi keturunannya.

b.Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya suatu spesies hewan untuk terus berada di dearah yang ditempati.          

3. Sarana Persebaran : 

a.Udara, yaitu melalui kekuatan terbang, atau karena hembusan angin, misalnya oleh angin puyuh atau badai.

b. Air, yaitu melalui kekuatan berenang atau dibawa oleh arus air atau benda-benda yang terapung

c. Lahan, yaitu adanya pergerakan suatu spesies di daratan

d. Pengangkutan oleh manusia, baik secara sengaja maupun tidak.

4. Hambatan Persebaran :

a.Iklim (keadaan fisik udara: temperatur, tekanan, kelembaban)

b. Edafik (kondisi tanah): struktur, tekstur dan kesuburan

c. Geografik: samudra, padang pasir, sungai, pegunungan, dst.

d. Biologis: habitat yang tidak sesuai untuk kelangsungan hidup mahluk.

5. Macam-macam Persebaran 

a. Berdasarkan sifatnya : Persebaran Aktif dan Persebaran Pasif

b. Berdasarkan luas daerahnya : Kosmopolit dan Endemik

B. Persebaran Tumbuhan (Flora) dan Hewan (Fauna)        

1. Persebaran Flora di Dunia




a. Bioma Stepa

Stepa merupakan padang rumput yang tidak di selingi oleh kumpulan-kumpulan pepohonan, kalaupun ada hanya sedikit saja pepohonan yang ada. Wilayahnya meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat, argentina dan Australia.

Ciri-ciri :

  • Pada umumnya mempunyai curah hujan yang tidak teratur.
  • Di padang rumput tidak mampu menyimpan air  karena tingkat porositasnya rendah.
  • Pohon yang khas seperti akasia.
b. Bioma Sabana

Sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh kumpulan pepohonan besar. Wilayahnya meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika  Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.

Ciri-ciri :

  • Padang rumput yg diselingi oleh pohon yang tumbuhnya menyebar.
  • Pohon-pohon yang ada sejenis palem dan akasia.
  • Umumnya terbentuk di daerah tropika dan subtropika
c. Bioma Gurun

Wilayah nya meliputi Gurun Sahara, Gurun Arab dan Gurun Gobi.

Ciri-ciri :

  • Curah hujan sangat rendah.
  • Insensitas cahaya matahari tinggi.
  • Tanah sangat tandus.
  • Evaporasi lebih tinggi dari curah hujan
  • Flora yang ada umumnya memiliki daun yang kecil seperti duri dan akar yang panjang. 
d. Bioma Hutan Gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Terletak pada kisaran 30°-40°LU/LS. Bioma ini terletak di wilayah Amerika serikat bagian timur, Chili, Eropa barat, dan Asia timur.

Ciri-ciri :

  • Curah hujan merata sepanjang tahun
  • Pohon tidak terlalumerapat dan tumbuhan relatif sedikit
  • Mempunyai empat musim yaitu :panas, gugur, dingin dan semi. 
e. Bioma Tundra

Wilayahnya Di sekeliling lingkaran Arktik dan pulau-pulau kecil dekat antartika.

Ciri-ciri :

  • Tidak dijumpai pepohonan kecuali lumut.
  • Musim dingin yang panjang dan gelap
  • Flora yang ada :Lumut, rumput dan semak.
  • Tundra menutupi semua zona di daerah Arktik.
 f. Bioma Taiga

Wilayahnya meliputi Rusia bagian utara dan Kanada.

Ciri-ciri :

  • Merupakan bioma terluas
  • Musim dingin cukup panjang,sedangkan musim panas sangat singkat.
  • Selama musim dingin, air tanah di daerah ini menjadi es.
  • Flora yang ada :Jenis konifer, terutama pohonalder, spruce, birch dan juniper. 
g. Bioma Hutan hujan tropis

Wilayahnya meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, Amerika Utara, Indonesia dan Malaysia.

Ciri-ciri :

  • Sepanjang tahun mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup, kelembaban tinggi dan memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman.
  • Pohon-pohon utamanya berdaun lebar dan lebat serta selalu hijau.

2. Persebaran Fauna di Dunia



a. Wilayah Paleartik

Wilayah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) mencakup Eropa, Jepang, Cina, Afrika utara dan Asia bagian utara
2) memiliki 28 famili kordata, 9 di antaranya tersebar luas di mana-mana
3) faunanya adalah beberapa reptil, domba, kambing, bison, ikan salmon (salem) dan ikan forel (trout).

b. Wilayah Neartik

Wilayah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) meliputi Amerika Utara dan Greenland

2) banyak kesamaan dengan paleartik, karena keduanya pernah bergabung pada zaman Tertier dan Plestosen, misalnya bison, ikan salmon (salem), dan ikan forel (trout)

3) faunanya memiliki beberapa bentuk yang khas, seperti musang berkantung, tikus berkantung.

c. Wilayah Oriental

Wilayah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) meliputi wilayah Australia dan Asia Tenggara (Indonesia)
2) mempunyai ciri bentuk-bentuk tropik yang ada di daerah semenanjung dan pulau-pulau (kedudukan tropik memberinya pertalian dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk batas tajam yang meliputi banyak daerah di utaranya)

3) fauna meliputi satu spesies gajah, dua spesies badak, beberapa spesies rusa dan antelop, burung kuau, burung enggang, harimau, aneka ragam kadal, serta ular. Tiga spesies tikus kesturi, gibbon, orang utan, tapir, dan kera.

d. Wilayah Ethiopia

Wilayah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) meliputi sebagian besar wilayah tropis, Afrika , dan Madagaskar

2) memiliki fauna yang paling beraneka di antara semua kerajaan, walau￾pun tidak memiliki tikus mondok, berang-berang, beruang, dan unta

3) banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelop, tapir, badak, kera, dan burung enggang

e. Wilayah Australia

Wilayah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) meliputi fauna di Australia, Selandia baru dan Papua
2) memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas (dari 9 famili mamalia yang ada, 8 di antaranya khas)

3) Selandia Baru bahkan lebih terpencil dan memiliki sedikit fauna, yaitu hanya kelelawar dan burung berjalan,reptil-teptil seperti tokek dan sphe￾nodon (yang menghilang di lain tempat pada zaman Kapur)

4) fauna lainnya adalah binatang berkantung, kiwi, kasuari, dan emu (jenis burung unta).

f. Wilayah Neotropis

Wilayah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) meliputi Amerika Selatan dan tengah adalah wilayah tropis dan memiliki famili hewan mamalia eksklusif dalam jumlah terbesar

2) setengah dari 32 famili hewan berkantung (berbeda dengan bentuk di Australia)

3) fauna lainnya adalah banyak jenis kera, burung, pengunggis yang khas, armadillo dan sloth (jenis kukang Amerika Selatan), beruang berbintik, rusa, serta tapir.

C. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia 

1. Persebaran Flora di Indonesia 

a. Flora di Daerah Paparan Sunda

Flora di daerah Paparan Sunda terdapat di dua tempat, yaitu sebagai berikut.

1) Flora di Sumatera

  • Flora endemik sebanyak 17 marga, misalnya bunga Rafflesia Arnoldi dan bunga bangkai Amorphophallus Titanum.
  • hutan dataran rendah, berpohon tinggi, misalnya pohon keruing, meranti, dan kapur barus -hutan rawa gambut berupa hutan bakau di bagian timur Sumatera; 
  • hutan rawa air tawar di Provinsi Lampung; 
  • bermacam-macam vegetasi di pantai barat Sumatera, misalnya meranti-merantian, keruing, dan rotan.

2) Flora di Kalimantan

Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatera. Flora di Kalimantan terdiri atas hutan darat tanah rendah, pohon meranti￾merantian, hutan gambut, hutan mangrove, dan hutan hujan tropis. Selain itu tumbuh rotan, bunga anggrek, dan tumbuhan endemik.

b. Flora di Daerah Peralihan

Jumlah flora di Sulawesi sekitar 4.222 jenis. Flora tersebut berkerabat dengan flora wilayah kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Jenis tumbuhan pantai, dataran rendah, dan ultra basis mirip dengan flora Irian. Tumbuhan gunung pada ketinggian 1.000 m atau lebih mirip dengan jenis tumbuhan di Kalimantan.

Flora Sulawesi, terdiri atas berikut ini.

1) Flora pegunungan, berasal dari dua sumber, yaitu sumber setempat (autokton) dan dari luar daerah (alokton).

2) Pantai-pantai berbatu karang, hamparan lumpur, hutan bakau dan vegetasi di pantai berbatu dan berpasir, nipah, serta tumbuhan man￾grove.

3) Habitat-habitat air tawar kebanyakan miskin zat-zat hara. Akibatnya, habitat air tawar tidak berkembang biak.

4) Hutan dataran rendah, mempunyai jumlah jenis pohon yang terbanyak dari semua tipe hutan. Akan tetapi, hutan ini hanya mempunyai tujuh jenis yang tergolong meranti-merantian (suku Dipterocarpaceae).

c. Flora di Daerah Paparan Sahul

Keanekaragaman flora di setiap paparan ditentukan oleh faktor lingkungan setempat.

Flora di daerah Papua atau Irian, antara lain sebagai berikut.

1) Hutan hujan tropis dengan ciri-ciri pohon-pohonnya tinggi, berdaun lebar, di bawahnya tumbuh pohon-pohon yang membelit, tumbuh￾tumbuhannya heterogen, dan hutannya lebat.

2) Jenis Pometia Pinnata (Motea) yang variabilitas genetiknya sesuai dengan variabilitas tempat tumbuh. Variabilitas = berubah-ubah. Jenis ini adalah pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.

2. Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia 



Wallace mengemukakan pandangan bahwa Kepulauan Indonesia dihuni oleh tiga fauna yang berbeda, yaitu di bagian timur, bagian barat, dan bagian tengah (peralihan). Berdasarkan jenis burung, ia membuat garis batas, yaitu antara Lombok dan Bali, dan antara Kalimantan dan Sulawesi. Ia menge￾mukakan bahwa Kalimantan, Jawa, dan Sumatera pernah menjadi bagian dari Asia. Sementara itu, Maluku, Irian, dan Timor pernah menjadi bagian dari Benua Pasifik-Australia. Fauna Sulawesi sangat khas, sehingga ia menduga mungkin Sulawesi pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua Pasifik Australia. Garis yang ditarik oleh Wallace di sebelah timur Filipina melalui Selat Makassar (antara Kalimantan dan Sulawesi) serta antara Lombok dan Bali disebut Garis Wallace.

a. Jenis Fauna di Indonesia

1) Fauna Asiatis

Fauna Asiatis menempati Indonesia bagian barat, yaitu Selat Makassar dan Selat Lombok. Hewan tersebut sama dengan hewan yang hidup di Asia, misalnya gajah, harimau, badak, dan beruang.

2) Fauna Peralihan

Fauna Peralihan mempunyai jenis fauna Asiatis dan Australis. Misalnya, babi rusa, anoa, burung maleo, kera, dan kuskus.

3) Fauna Australis

Fauna Australis menempati Indonesia bagian timur, meliputi Irian dan pulau-pulau di sekitarnya. Jenis hewannya mempunyai banyak persamaan dengan hewan Benua Australia. Misalnya, hewan menyusui kecil, seperti kangguru dan burung-burung berwarna (cenderawasih dan kakaktua). Di kawasan ini tidak ditemui jenis kera.

Perbedaan Fauna Asiatis dan Fauna Australis

1. Fauna Asiatis

a. Binatang menyusui besar-besar 
b. Terdapat macam-macam kera
c. Jenis ikan air tawar banyak
d. Jenis burung berwarna sedikit

2. Fauna Australis

a. Binatang menyusui kecil-kecil
b. Tidak terdapat kera
c. Jenis ikan air tawar sedikit
d. Terdapat banyak burung berwarna

Weber menentukan perbandingan hewan Asia dan Australia sama besar (50 : 50). Hewan yang dianalisis oleh Weber adalah burung￾burung dan hewan menyusui. Ia menarik garis batas antara Sulawesi dan Maluku, Halmahera dan di sebelah timur NTT dan Timor. Garis￾nya disebut Garis Weber. Lydekker menentukan batas barat fauna Australia yang dasar pemikirannya hampir sama dengan Wallace yang menentukan batas timur fauna Asia. Garis ini mengikuti kontur (garis kedalaman) laut 180 m – 200 m, sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Untuk lebih jelasnya mengenai Garis Wallace, Weber, dan Lydekker

b. Persebaran Fauna di Indonesia

Persebaran fauna di pulau-pulau Indonesia adalah sebagai berikut.

1) Fauna di Jawa Jenis fauna di Jawa antara lain banteng, badak bercula satu, harimau, dan rusa.

2) Fauna di Sumatera (Pulau Terkaya Fauna di Indonesia) Jenis fauna di Sumatera, upakan fauna khas di Indonesia. Jenis fauna di Sulawesi, antara lain sebagai berikut: babi rusa bertaring melengkung, anoa (kerbau kerdil), kera, dan kuskus; burung maleo, burung pemakan lebah berwarna hijau tua, burung rangkong besar berwarna cerah, jalak Sulawesi, dan jalak paruh besar; bencok.

5) Fauna di Irian atau Papua Jenis fauna di Irian atau Papua, antara lain sebagai berikut: burung￾burung berwarna (cenderawasih, kakak tua, kasuari, dan nuri); ikan seleropages (jenis ikan bertulang pertama yang hidup di bumi); ikan ceratodus (bernapas dengan paru-paru); dan kangguru kecil dan tidak ada kera.

c. Satwa Langka yang Dilindungi 


Satwa yang terancam kepunahannya diusahakan untuk dilindungi dengan berbagai peraturan perundangan. Badan yang bertanggung jawab atas kelestarian satwa adalah Balai Konservasi Sumber Daya alam (BKSDA) dan Departemen Kehutanan.

Berdasarkan hal tersebut, dikeluarkan peraturan-peraturan untuk melindungi satwa langka, di antaranya sebagai berikut.

1) Berdasarkan Ordinansi dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar No. 134 dan 266 Tahun 1931, satwa yang dilindungi adalah: orang hutan, gajah, trenggiling, banteng, burung cenderawasih, babi rusa, biawak komodo, dan kancil.

2) Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 421/KPTA/um/8/1970, satwa yang dilindungi adalah: harimau, beo, macan tutul, kasuari, monyet hutan, kuau, kakak tua, dan burung alap-alap.

3) Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 327/KPTA/um/7/1972, satwa yang dilindungi adalah: harimau sumatera, burung kipas biru, bajing tanah, kelinci sumatera,  itik liar, mandar sulawesi, dan ikan duyung.

Related Posts