Masuknya agama hindu-budha ke Indonesia ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan hindu-budha. Berikut adalah kerajaan-kerajaan yang berdiri beserta corah kehidupannya :

1. Kerajaan Kutai


Kerajaan kutai merupakan Kerajaan Tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai terletak di Hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Bukti keberadaan Kerajaan Kutai berupa tujuh prasasti yang dipahatkan pada tugu atau tiang batu yang disebut yupa. Prasasti ini dituliskan dengan aksara Palawa dan berbahasa Sanskerta. Berdasarkan bentuk aksaranya, prasasti ini berasal dari awal abad ke-5, yaitu sekitar tahun 425 Masehi.

a. Kehidupan Politik


Raja-raja yang memerintah kerajaan Kutai adalah sebagai berikut.

1) Raja Kudungga

Raja kudungga adalah raja pertama kerajaan Kutai.
Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku, tetapi dengan masuknya pengaruh hindu ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya menjadi raja.

2) Raja Asmawarman

Raja Asmawarman merupakan putra Raja Kudungga. Asmawarman mempunyai tiga putra, yang paling terkenal adalah Mulawarman. Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan kutai diperluas, buktinya dengan adanya pelaksanaan upacara Asmawedha yang bertujuan mengetahui luas keskuasaan melalui pelepasan kuda, semakin jauh telapak kuda yang ditemukan, maka semakin luas wilayah kekuasaannya. Raja Asmawarwan dianggap sebagai pendiri keluarga raja atau Wangsakarta.

3) Raja Mulawarman

Raja Mulawarman adalah raja terbesar Kerajaan Kutai. Kebesaran kekuasaan Raja Mulawarman terlihat dalam upacara-upacara persembahan kepada para dewa yang pernah dilakukannya. Kebaikan raja diwujudkan dalam pemberian hadiah atau sedekah berupa sapi dalam jumlah yang banyak kepada para Brahmana.

b. Kehidupan Sosial Budaya


Kehiduapan sosial masyarakat Kutai telah berkembang menjadi suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan antara unsur budaya India dan lokal. Hal ini dapat dilihat dari golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sansekerta dan dapat menulis huruf Pallawa. Golongan tersebut adalah golongan brahmana.

Berdasarkan isi prasasti-prasasti yang ditemukan, diduga Raja Mulawarman mempunyai hubungan yang baik dengan akaum Brahmana. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya pada setiap prasasti yang mengatakan bahwa semua yupa yang mengagungkan namanya, didirikan oleh Brahmana sebagai penghormatan kepada sang raja.

Raja Mulawarman menganut agama Hindu Syiwa. Meskipun begitu, tidak semua rakyat Kerajaan Kutai beragama Hindu. Hal itu dapat dibuktikan dengan ditemukannya arca-arca yang bercorak Budha, selain arca-arca yang bersifat Hindu.

c. Kehidupan Ekonomi


Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Hal ini dibuktikan dengan adanya kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Kemampuan ini menunjukkan bahwa masyarakat Kutai telah mengembangkan peternakan.

Mata pencaharian lainnya adalah bertani dan berdagang, mengingat letak Kutai yang berada di tepi Sungai Mahakam. Sungai Mahakam pada saat itu diperkirakan digunakan sebagai jalur lalu lintas perdagangan lokal. Bahkan, diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang internasional yang menggunakan jalur lalu lintas dari India, Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Makasar, dan terus ke Filiphina atau China.

2. Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara berasal dari kata tarum yang berarti nila atau biru. Sampai sekarang digunakan sebaga nama sungai, yaitu Citarum (ci = sungai). Kerajaan ini terletak di tepi sungai Cisadane di Jawa Barat.

Adapun bukti keberadaan kerajaan tarumanegara yaitu di temukannya Prasasti Jambu, Ciaruteun, Pasir Awi, Kebon Kopi (terdapat pahatan telapak kaki gajah sebagai gajah dewa Indra), Muara Cianten, Tugu (berisi tentang saluran gomati sepanjang 6.112 tombak/12 km),dan Prasasti Lebak.

a. Kehidupan Politik

Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Raja Purnawarman.

b. Kehidupan Sosial Budaya

Kehidupan Sosial masyarakat Tarumanegara bertumpu pada pertanian. Masyarakatnya terdiri atas 3 golongan yaitu masyarakat hindu, budha dan budaya asli.
Pada umumnya masyaraka Tarumanegara beragama Hindu dan menggunakan bahasa Sansekerta.

c. Kehidupan Ekonomi

Pembangunan Saluran Gomati mempunyai arti ekonomis bagi rakyat, berguna sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir dan juga sebagai sarana lalu lintas pelayaran antar daerah.

3. Kerajaan Kalingga


Kerajaan kalingga atau Holing merupakan kerajaan Budha yang terletak diantara kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara, Kecamatan Keling sebelah utara Gunung Muria sekitar abad ke-6 M.

a. Kehidupan Politik

Kerajaan Kalingga dipimpin oleh Ratu Shima. Ratu Shima adalah seorang Ratu yang tegas, keras, adil, dan bijaksana. Ratu Shima dukenal memiliki peraturan barang siapa mencuri, maka akan dipotong tangannya.

b. Kehidupan budaya

Pada umumnya masyarakat kalingga beragama budha. Adapun peninggalannya berupa Candi angin, candi bubrah dan Situs puncak sangalikur.

4. Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan nasional pertama, yang terletak di tepi Sungai Musi atau disekitar kota Palembang sekarang. Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar. Wilayah kekuasaannya hampir meliputi wilayah Indonesia. Pada awalnya Kerajaan Sriwijaya berpusat di muara takus kemudian pindah ke jambi dan pada abad VII berpusat di Palembang.

Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya yaitu dengan ditemukannya prasasti-prasasti diantaranya adalah Prasasti Kedukan Bukit (Prasasti tertua), Talang Tuo, Kota Kapur, Palas Pasemah, Telaga Batu (berisi kutukan seram terhadap orang yang melakukan kejahatan), Prasasti Ligor, dan Prasasti Karang Berahi (berisi kutukan terhadap kerajaan Jambi).

a. Kehidupan Politik

Raja-raja yang pernah berkuasa diantaranya adalah Dapunta Hyang, Balapuradewa, dan Sanggrama Wijayatunggawarman. kerajaan Sriwijaya mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa dari Dinasti Syailendra dan mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Sanggrama Wijayatunggawarman.

b. Kehidupan Sosial Budaya

Untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya, kerajaan sriwijaya mengadakan hubungan dagang dengan kerajaan disekitarnya dan mengembangkan pendidikan.
Masyarakatnya beragama budha mahayana, karena Agama Budha tidak mengenal kasta sehingga pembagian masyarakat tidak berdasarkan kasta.

c. Kehidupan Ekonomi

Di wilayah perairan Asia Tenggara, kerajaan Sriwijaya menguasai perdagangan nasional dan internasional. Oleh karena itu Perekonomian masyarakat bertumpu pada perdagangan dan hasil laut.

Faktor pendukung berkembangnya kerajaan Sriwijaya adalah

1)Runtuhnya kerajaan Funan menjadi faktor penting berkembangnya kerajaan Sriwijaya
2) Letak Sriwijaya sangat strategis
3) Memiliki armada laut yang kuat
4) Melayani distribusi ke berbagai wilayah di Nusantara
5) Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Tiongkok dan India

Faktor kemunduran Kerajaan Sriwijaya

1)  Serangan dari kerajaan Colamandala, India
2) Banyak wilayah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri.
3)Terdesak oleh Kerajaan di Thailand yang meluskan pengaruhnya ke Semenanjung Malaya
4) Terdesak dengan pengaruh kerajaan Singasari yang menjalin hubungan dengan Kerajaan Melayu di Jambi
5) Mundurnya perekonomian dan perdagangan karena bandar-bandar penting melepaskan diri dari Kerajaan Sriwijaya.

5. Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram kuno terletak di pedalaman Jawa tengah dengan daeraah intinya disebut Bumi Mataram. Daerah tersebut dikeliingi Gunung Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, Lawu, dan Sewu. Dikelilingi pula Sungai Bogowonto, Progo, Elo, dan Bengawan Solo.

a. Kehidupan Politik

1) Masa wangsa sanjaya (Hindu)


Terletak di Jawa tengah bagian Utara. Dan Raja terbesarnya Sri Maharaja Rakai Balitung, karena berhasil mempersatukan nusantara. Peninggalan Dinasti Sanjaya diantaranya Candi Dieng, Gedung Sanga, Ratu Boko, dan Prambanan.

2) Masa wangsa Syailendra (Budha)


Terletak di Jwa tengah bagian Selatan (Bagelen dan Yogyakarta). Dan mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Indra (782-812 M). Peninggalan dinasti syailendra diantaranya Candi Mendut, Kalasan, Pawom, dan Borobudur.

b. Kehidupan Sosial

Masyarakatnya mengenal sistem stratifikasi sosial yaitu Raja, Petinggi kerajaan dan bangsawan, Rakyat.

c. Kehidupan Ekonomi

Masyarakatnya bergantung pada sektor agraris dan perdagangan. Dan masyarakat membayar pajak kepada kerajaan.

6. Kerajaan Medang Kamulan


Medang kamulan merupakan lanjutan dari kerajaan Mataram kuno. Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok setelah memindahkan pusat pemerintahan dari Jawa tengah ke Jawa Timur. Kerajaan ini terletak di muara Sungai Brantas dengan ibukotanya bernama Watan Mas.

Alasan Mpu Sindok memindahkan ke Jawa Timur adalah.

1) Mpu Sindok ingin memerdekakan diri
2) Karena Bencana alam
3) Ancaman dari Kerajaan Sriwijaya
4) Letak Jawa Timur lebih strategis

a. Kehidupan Politik

Pendiri kerajaan medang kamulan adalah Mpu Sindok Sri Isyanatunggadewi. Kerajaan Medang Kamulan mengalami puncak kejayaan pada masa Raja Airlangga. Diantara usaha Airlangga dalam memajukan kerajaan sebagai berikut.

1) Menguasai Sriwijaya dengan menikahi Putri Sriwijaya sehingga melahirkan Samarawijaya dan Mapanji Garasakan
2) Membangun bendungan Waringin Sapto
3) Membangun Pelabuhan Kumbang Putih di Tuban

b. Kehidupan Sosial Ekonomi

Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat ditunjang oleh agraris dan perdagangan

c. Kehidupan budaya

Masyarakat beragama hindu beraliran Wisnu. Kerajaan Medang Kamulan juga menghasilkan kitab-kitab terkenal, seperti kitab Arjunawiwaha oleh Mpu Kanwa dan kitab Sang Hyang Kamahayanika.

7. Kerajaan Kediri


Kerajaan kediri merupakan lanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan pada masa Airlangga. Sebelum Airlangga mengundurkan diri, tahun 1021 M Airlangga membagi kerajaan menjadi 2 bagian kepada putranya agar tidak terjadi pertikaian. Dua kerajaan itu yaitu Jenggala dan Panjalu (Kediri). Panjalu diberikan kepada Sri Samarawijaya sedangkan Jenggala diberikan kepada Mapanji Garasakan. Pada masa Jayabaya, Panjalu (Kediri) dapat mengalahkan jenggala.

a. Kehidupan Politik

Pada masa pemerintahan Jayabaya mencapai puncak kejayaan. Dia berhasil mempersatukan Kediri dan Jenggala yang kemudian diabadikan dalam kitab Bharatayudha oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Raja Jayabaya terkenal sebagai ahli nujum. Ramalannya dikumpulkan dalam kitab Jongko Joyoboyo. Dan Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya (Dandang Gendis).

b. Kehidupan Sosial Ekonomi

Masyarakat terbagi atas 3 golongan yaitu Golongan Pusat (Raja, kerabat & pelayan), Golongan Thani (pejabat pemerintah), Golongan Non Pemerintah (Masyarakat wiraswasta).
Selain itu, Masyarakat Kediri sangat bergantung pada sungai Brantas.

c. Kehidupan budaya

Pada masa Jayabaya, diubahnya Kitab Bharatyudha (Mpu Sedah & Mpu Panuluh). Kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya (Mpu Panuluh).

Pada masa Kameswara, Kitab Samaradhahana (Mpu Darmaja), Kitab Ludbaka & Wertasancaya (Tun Akung).

8. Kerajaan Singasari


Kerajaan Singasari berasal dari Kerajaan Tumapel yang dikuasai oleh seorang Akuwu/bupati. Letaknya di daerah pegunungan yang subur di Malang dengan Pelabuhannya bernama Pasuruan.

a. Kehidupan Politik


Berikut ini merupakan Raja-raja Kerajaan Singasari.

1) Ken Arok (1222-1227 M)

bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Ia merupakan pendiri Kerajaan Singasari. Ia dibunuh suruhan Anusapati (Anak tiri Ken Arok).

2) Anusapati (1227-1248 M)

Pada masa pemerintahannya, tidak ada pembaruan karena larut dalam kesenangan menyabung ayam. Ia kemudian dibunuh oleh Tohjoyo.

3) Tohjoyo (1248 M)

Ia dibunuh oleh Ranggawuni (Anak Anusapati) membalas kematian ayahnya dengan bantuan Mahesa Cempaka dan pengikutnya.

4) Ranggawuni (1248-1268 M)

bergelar Sri Jaya Wisnuwardana. Pemerintahannya membawa ketentraman dan kesejahteraan rakyat.

5) Kertanegara (1268-1292 M)

bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara adalah raja terbesar sekaligus raja terakhir kerajaan Kediri. Ia merupakan raja satu-satunyandi Asia yang berani menantang Raja Mongol (Kubilhai khan). Karena Kubilhai Khan meminta upeti sebagai rasa tunduk. Ia mengirim Ekspedisi ke Melayu (Ekspedisi Pamalayu) tahun 1275 untuk menaklukkan Raja sumatera. Ia juga memperkuat pengaruh Selat Malaka serta menghadang kekuasaan Mongol yang telah menguasai daratan Asia.

b. Kehidupan Ekonomi


Tidak banyak sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat memberi keterangan secara jelas kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi, berdasarkan analisis bahwa pusat Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai Brantas dapat diduga bahwa rakyat Singasari banyak menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian. Keadaan itu juga didukung oleh hasil bumi yang melimpah sehingga menyebabkan Raja Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat-tempat yang strategis untuk lalu lintas perdagangan.

Keberadaan Sungai Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas perdagangan dari wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian, perdagangan juga menjadi andalan bagi pengembangan perekonomian Kerajaan Singasari.

c. Kehidupan Sosial-Budaya

Peninggalan kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain berupa prasasti, candi, dan patung. Candi peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Candi Jago, Candi Kidal, dan Candi Singasari. Adapun patung-patung yang berhasil ditemukan sebagai hasil kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai Dewi Prajnaparamita lambang dewi kesuburan dan Patung Kertanegara sebagai Amoghapasa.

Rakyat Singasari mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken Arok sampai masa pemerintahan Wisnuwardhana. Pada masa-masa pemerintahan Ken Arok, kehidupan sosial masyarakat sangat terjamin. Kemakmuran dan keteraturan kehidupan sosial masyarakat Singasari kemungkinan yang menyebabkan para brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok ataskekejaman rajanya.

Akan tetapi, pada masa pemerintahan Anusapati kehidupan masyarakat mulai terabaikan. Hal itu disebabkan raja sangat gemar menyabung ayam hingga melupakan pembangunan kerajaan.

Keadaan rakyat Singasari mulai berangsur-angsur membaik setelah Wisnuwardhana naik takhta Singasari. Kemakmuran makin dapat dirasakan rakyat Singasari setelah Kertanegara menjadi raja. Pada masa pemerintahan Kertanegara, kerajaan dibangun dengan baik. Dengan demikian, rakyat dapat hidup aman dan sejahtera.

Dengan kerja keras dan usaha yang tidak henti-henti, cita-cita Kertanegara ingin menyatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari tercapai juga walaupun belum sempurna. Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Melayu, Semenanjung Malaka, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

9. Kerajaan Majapahit


Perkembangan Kemaharajaan Majapahit, bermula di Trowulan, Majapahit, Jawa Timur, pada abad ke-13, kemudian mengembangkan pengaruhnya atas kepulauan Nusantara, hingga surut dan runtuh pada awal abad ke-16.

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang berpusat di Trowulan Jawa timur

a. Kehidupan Politik

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raja Wijaya dan Mengalami Puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk bersama dengan Mahapatih Gajah Mada.

Pada masa Hayam Wuruk, wilayah kekuasaannya hampir seluas negara Indonesia sekarang. Gajah Mada mengucapkan sumpah Palapa yang menyatakan bahwa Gajah Mada tidak akan hidup bermewah-mewah sebelum Nusantara disatukan.

b. Kehidupan Sosial

Sebagian masyarakat Kerajaan Majapahit beragama Hindu. Kehidupan Sosial masyarakat Kerajaan Majapahit cukup baik, pemerintah sangat memperhatikan kepentingan rakyat, keamanan terjamin, dan hukum dijalankan dengan tidk pandang bulu.

c. Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan agraris dan maritim. Dengan demikian Kehidupan ekonomi kerajaan majapahit menitikberatkan pada bidang pertanian, pelayaran, dan perdagangan.

d. Kehidupan budaya

Beberapa Peninggalan bangunan Kerajaan Majapahit yaitu Candi Panataran, Candi Sumber jati, Candi Waringin, Candi surawana.

Beberapa Peninggalan sastra Kerajaan Majapahit yaitu Kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca), Kitab Sutasoma (Mpu Tantular), Kitab Pararaton, Kitab Sundayana, Kitab Ranggalawe.

Related Posts