Revolusi Rusia (1917-1919)


Revolusi Rusia tahun 1917 tidak bisa dilepaskan dari peristiwa sebelumnya dalam sejarah Rusia serta Perang Dunia I (1914-1919). Namun demikian, setelah perang berlangsung, pasukan Rusia harus menghadapi kenyataan bahwa tentara Jerman yang dihadapinya jauh lebih kuat dari mereka. Dengan susah payah mereka masih terus bertahan hingga tahun 1917. Situasi PD I serta gerakan menumbangkan Tsar Nicolas I, Pemerintahan Sementara, serta pembentukan Pemerintahan Bolsheviks merupakan peristiwa Revolusi Rusia yang berpengaruh terhadap sejarah bangsa-bangsa lain di kawasan dunia, termasuk di negara-negara di Asia dan Indonesia. Munculnya ideologis Komunis dalam Pergerakan nasional di China dan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Revolusi Rusia.

1. Latar Belakang


Revolusi Rusia dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan Rusia dalam menghadapi musuh-musuhnya, terutama Jerman. Di bawah konstitusi yang dihasilkan pada revolusi 1905, Tsar memperoleh kontrol yang kuat atas birokrasi dan angkatan bersenjata. Undang-undang yang diajukan oleh Duma selalu tergantung pada veto Tsar. Tsar Nicolas II memiliki pandangan konservatif berdasarkan warisan kerajaan serta dukungan dari gereja Orthodok. Di tengah-tengah situasi yang kritis, Tsar tetap tidak mau mendengar Duma atau berbagi kekuasaan dengan rakyat. Duma, yang sebagian besar anggotanya berasal dari golongan menengah yang kritis, mulai mempersoalkan kedudukan Tsar.

tsar nicholasII and his wife
Pada September 1915, parta-partai di Rusia (konservatif, liberal, sosialis-moderat) membentuk Blok Progresif yang menghendaki dibentuknya pemerintahan baru yang bertanggung jawab terhadap Duma daripada terhadap Tsar. Dalam menghadapi tuntutan tersebut seringkali Tsar membubarkan Duma dan mengumumkan bahwa dia akan memimpin langsung pertempuran di medan perang. Perjalanan Tsar ke medan tempur ternyata merupakan titik balik yang fatal bagi dirinya. Ketika dia di medan perang, pemerintahan dikendalikan oleh permaisuri, Tsarina Alexandra, yang berada di bawah pengaruh ahli mistis dan oportunis Rasputin. Tsarina selalu meminta suaminya Nicolas II, untuk menjalankan pemerintahan dengan absolut dan dia sendiri melaksanakannya ketika suaminya sedang tidak di Istana. Dia mengangkat dan memberhentikan para menteri.

Penasehat yang paling setianya adalah Rasputin yang pernah menyembuhkan Alexandra, seorang putra mahkota, dari penyekit hemophilia.Di tengah-tengah situasi untuk meluruskan suasana dan untuk mengakhiri gosip bahwa Rasputin merupakan pacar permaisuri, tiga orang anggota keluarga kerajaan membunuh Rasputin pada bulan Desember 1916. Permaisuri sangat terpukul dengan kejadian itu dan pikirannya dihantui dengan ramalan Rasputin: “jika aku mati atau engkau mengusirku, maka dalam enam bulan engkau akan kehilangan sang putra mahkota dan engkau sendiri akan kehilangan tahta”. Segera setelah itu, penduduk kota-kota Rusia menderita akibat kekurangan bahan makanan dan semangat moral penduduk mulai menurun.

2.  Pembentukan Pemerintahan Sementara


Pada tanggal 8 Maret 1917 sekelompok wanita di Petrograd (St Peterburg) segera berunjuk rasa menuntut pembagian roti yang diikuti degan penjarahan pabrik-pabrik roti. Dari medan perang, Tsar segera mengirimkan pasukan untuk memenangkan situasi. Namun demikian, tentara yang membangkang bergabung dengan kelompok revolusioner. Duma segera bertindak cepat dengan menyatakan dibentuknya Pemerintahan Sementara tanggal 12 Maret 1917. Tiga hari kemudian, Tsar Nicolas II turun tahta.

Semua golongan dan partai politik menghendaki dilaksanakannya kemerdekaan dan demokratisasi. Lenin saat itu menyatakan bahwa Rusia merupakan negara yang paling demokratis di dunia. Segera Pemerintahan Sementara menyatakan kedudukan yang sama atau (equal) di muka hukum, kebebasan agama, pers, parlemen, dan hak pekerja untuk mogok serta bentuk-bentuk demokrasi lainnya. Namun demikian, baik pemimpin liberal maupun sosialis dalam Pemerintahan Sementara menolak dilaksanakannya revolusi sosial.

Sejak awal pembentukannya, Pemerintahan Sementara harus berbagi kekuasaan dengan rival beratnya Majelis Soviet Tentara dan Pekerja Petrograd. Menyadari dirinya sebagai kelompok demokratis yang mengakar dalam masyarakat Rusia, majelis tersebut mencurigai Pemerintahan Sementara, dan menghendaki diterapkannya perintah radikal (radical orders). Perintah (order) yang paling terkenal adalah Army Order No 1 yang ditujukan terhadap semua anggota militer Rusia pada saat pembentukan Pemerintah Sementa
ra. Order militer yang pertama kali diciptakan untuk melawan kaum kontra-revolusioner, berakibat pada semakin lemahnya disiplin golongan militer.

Menyusul serangan besar-besaran pasukan Rusia pada musim panas 1917 massa pasukan petani segera kembali ke desa-desa untuk menduduki tanah pertanian yang dulu penah didudukinya pada kerusuhan petani. Di seluruh negeri konsep liberty dan reformasi berubah menjadi anarki. Pada pertengahan 1917 pada saat itu,Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924) tampil ke muka mengambil kesempatan untuk merebut kekuasaan.

3. Lenin dan Revolusi Bolsheviks.


Sejak usia mudanya Vladimir Lenin mencurahkan perhatiannya kepada kegiatan revolusioner. Sebagai mahasiswa hukum, dia tertarik pada berbagai ajaran revolusioner akhirnya pilihan jatuh pada Sosialisme Marxis yang pada saat itu sudah memperoleh dukungan dari kalangan intelektual serta buruh radikal setelah industrialisasi diterapkan di Rusia tahun 1890-an. Teori dan metode Lenin mendapat kritikan dari penganut marxisme Rusia lainnya.

Dalam pertemuan Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia di London tahuh 1903, konflik antar kelompok sosialis Rusia mulai memuncak. Lenin menghendaki dibentuknya partai marxis￾sosialis yang bersifat elitis, kecil dan memiliki anggota yang berdisiplin. Sedangkan lawannya menghendaki agar partai marxis-sosialis harus bersifat demokratis yang didukung oleh anggota yang besar. Akhirnya partai sosialis-marxis Rusia terpecah menjadi dua kelompok. Lenin mendukung Bolsheviks atau Kelompok Mayoritas dan lawannya mendukung Mensheviks atau Kelompok Minoritas.

Kelompok Mayoritas Lenin tidak berlangsung lama, akan tetapi Lenin tetap menggunakan nama Bolsheviks dan mengembangkannya menjadi sebuah partai yang solid, disiplin dan revolusioner. Tidak seperti kebanyakan penganut sosialis, Lenin tidak mengibarkan bendera nasional sampai dengan tahun 1914. Sambil mengamati kejadian-kejadian penting di Rusia dari Swiss, dia melihat peperangan sebagai produk dari persaingan Imperialis. Perang tersebut harus dimanfaatkan untuk menciptakan konflik kelas dan revolusi sosialis.

Revolusi bulan Maret 1917 di Pethorgrad merupakan kesempatan yang baik untuk mencapai partai Bolsheviks. Ketika propaganda dan kegiatan subversi internal merupakan senajata yang dapat digunakan dalam perang total, pemerintah Jerman memberi kemudahan bagi Lenin dan istrinya serta sekitar dua puluh koleganya untuk melintasi wilayah Jerman dan kembali ke Rusia pada bulan April 1917. Jerman berharap bahwa Lenin akan meruntuhkan semangat perang orang-orang Rusia.Setiba di Stasiun kereta api Petrograd tanggal 3 April, Lenin segera melakukan tindakan tepat. Terhadap anggota partai Bolsheviks lokal, Lenin segera menyerukan untuk memutuskan semua kerjasama dengan kelompok “borjuis”, demokrat dan sosialist￾moderat yang mendominasi Pemerintahan Sementara. Melalui propagandanya yang radikal dan ekstrim dia menyerukan, “Semua kekuasaan harus diserahkan kepada Soviets dan semua tanah pertanian harus diserahkan kepada petani. Hentikan semua jenis peperangan!”.

Dengan kepandaianya berpidato, dalam waktu singkat Lenin mampu menarik masa dari berbagai golongan untuk bergabung dengan bolshevik. Kesempatan telah tiba bagi Lenin.Namun demikian, kegagalan hampir saja menimpa dirinya. Sebuah percobaan kudeta yang dilakukan oleh kelompok Bolshevik pada bulan Juli mengalami kegagalan, dan Lenin segera lari dan sembunyi. Dia dituduh sebagai agen rahasia Jerman, yang mungkin diakui sendiri oleh Lenin karena dia dan kelompoknya mendapat uang dari Jerman. Hal itu tidak menjadi masalah bagi Lenin. Perselisihan antara Kerensky, yang menjadi perdana menteri pada bulan Juli 1917, dan Jenderal Lavr Kurnilov, pahlawan perang yang dijuluki ‘berhati singa dan berotak sapi”, memuncak dengan timbulnya serangan Kurnilov terhadap Pemerintahan Sementara pada bulan September 1917.

Di tengah-tengah adanya ancaman dari “kelompok sayap kanan” kontra revolusi tersebut, Bolsheviks mulai mengkonsolidasi dan mempersenjatai diri. Pasukan Kurnilov terpecah, Kerensky kehilangan dukungan dari kelompok militer, kelompok yang mungkin dapat menyelamatkannya dari pemerintahan demokratis di Rusia.Sepanjang musim panas tahun 1917, Bolsheviks telah menarik banyak pengikut dari para pekerja dan tentara di Petrograd sehingga jumlah pendukungnya meningkat dari 50.000 menjadi 240.000, sehingga pada bulan Oktober 1917 Bolshevik telah memperoleh kursi mayoritas dalam Soviet Petrograd. Lebih dari itu, Lenin telah memperoleh orang kepercayaannya yang berdedikasi tinggi, Leon Trotsky (1877-1940), orang kedua dalam revolusi Rusia. Berikut ilustrasi peristiwa demonstrasi kaum buruh di Petrograd bulan Juni 1917 :Sebagai seorang orator revolusioner dan pengikut radikal Marxis, Trotsky mendukung Lenin sepenuh hati dalam Revolusi 1917.

Berkat jasa Trotsky yang brilian Bolsheviks dapat memperoleh kedudukan puncak dalam pemerintahan di Rusia. Belajar dari pengalaman orang-orang Jerman, Trostky mendesak Soviet Petrograd untuk membentuk komite Revolusioner Militer Khusus pada bulan Oktober 1917 dan meminta dirinya sebagai pemimpimnya. Kekuasaan militer di Petrograg segera berada di bawah kekuasaan Bolsheviks. Serangan Trotsky kedua adalah dengan cara mendesak Bolsheviks untuk mengurangi oposisi melalui cara-cara populer dan demokratis untuk mengizinkan soviet-soviet dari seluruh Rusia bertemu di Petrhograd pada awal November 1917.

Pada malam tanggal 6 November 1917, kaum militan dan militer Trotsky bergabung dengan pasukan Bolshevis untuk menduduki gedung-gedung pemerintahan dan menangkap anggota Pemerinatahan Sementara. Setelah itu mereka menyelenggarakan kongres seluruh Soviet. Akhirnya, 390 dari 650 delegasi menyatakan bahwa semua kekuasaan diserahkan kepada soviet-soviet dan Lenin dinobatkan sebagai pemimpin pemerintahan yang baru.

4. Diktatorisme, Perang Sipil dan Pengaruhnya


Lenin merupakan orang jenius untuk mengambil keuntungan dari situasi sosial politikyang terjadi di Rusia, dimana dia dan Bolsheviks tidak memiliki kekuatan untuk mengatasinya sejak musim panas 1917. Resolusi petani menyebar di Rusia yang ditandai dengan perampasan dan penjarahan ladang-ladang pertanian milik tuan-tuan tanah dan gereja. Segera setelah itu, Lenin mengeluarkan undang-undang yang mengesahkan apa yang telah diperoleh oleh para petani. Tuntutan para buruh di perkotaan berupa diberikannya hak pekerja dalam mengendalikan industri melalui komite pekerja lokal juga diratifikasi poleh Lenin melalui dektit pada bulan November 1917.

Pada PD I, pengikut Bolshevik tidak akan menerima kenyataan bahwa Rusia harus kehilangan begitu luas wilayahnya terhadap Jerman. Akan tetapi ketika pasukan Jerman memulai serangan baru yang tidak dapat ditahan oleh pasukan Rusia pada bulan Februari1918, Lenin bisa meyakinkan komite sentral partai bahwa pilihan terbaik adalah berunding dengan Jerman. Akhirnya Lenin, Trotsky dan pemimpin Jerman sepakat untuk menandatangani Perjanjian Brest-Litovsk yang berisi antara lain diserahlannya sebagian wilayah Rusia barat termasuk daerah industri dan pertambangan Rusia di kawasan itu terhadap Jerman. Lenin telah keluar dari bencana perang dan memiliki kesempatan untuk memusatkan perhatiannya pada upaya memperkuat posisinya di dalam negeri.

Pada pertengahan November 1917, Bolshevik mengumumkan bahwa rezim mereka merupakan Pemerintahan Buruh dan Pekerja Sementara yang akan menyelenggarakan pemilihan anggota parlemen (Constituent Assembly) untuk membuat konstitusi baru. Akan tetapi pemilihan yang paling bebas dalam sejarah Rusia, baik sebelum dan sesudah 1917, menghasilkan suara yang memalukan bagi Bolsheviks yang hanya memperoleh seperempat suara. Partai Sosialis Revolusioner, partainya petani memenangkan pemilu.

Parlemen yang bersidang tanggal 18 Januari 1918 menyatakan menolak Komisaris Dewan Rakyat yang didominasi oleh kelompok Bolsheviks sebagai pemerintaham yang sah.Perwakilan dari kelompok Bolsheviks segera menarik keanggotaannya dari parlemen dan akhirnya parlemen hasil pemilu demokratis tersebut dibubarkan oleh tentara Bolsheviks dan Pasukan Merah Lenin untuk selamanya. Segera setelah itu Lenin membentuk pemerintahan satu partai Bolsheviks yang kemudian dikenal sebagai Partai Komunis.Pada musim panas tahu 1918, delapan belas pemerintahan lokal di Rusia yang mewakili kelompok minoritas nasionalis bersaing dengan Bolsheviks/Lenin di Moskow.

Pada akhir tahun, Pasukan Putih melakukan serangan besar-besaran. Pada bulan Oktober 1919, nampaknya mereka akan memperoleh kemenangan setelah mengepung Tentara Merah dari tiga sisi. Pada musim semi 1920, Tentara Putih yang hampir mengalami kekalahan total dan Tentara Merah Bolsheviks telah mengambil alih Bellarussia dan Ukraina. Tahun berikutnya, tentara Lenin berhasil menaklukkan pemerintahan nasional di Kaukasia.

Perang sipil akhirnya berakhir dengan kemenangan di pihak Bolsheviks dan Tentara Merah Lenin.Sekali lagi kepemimpinan Trotsky sangat berpengaruh luasa dan menentukan. Bolsheviks menerapkan prinsip demokrasi dalam pemilihan pemimpin angkatan bersenjata pada tahu 1917. Akan tetapi, pada awal Maret 1918, Trotsky sebagai Komisaris Perang harus menegakkan disiplin dalam tubuh Tentara Merah. Tentara disersi dan pembangkang segera dihukum mati. Model disiplin tentara yang diterapakan oleh Tsar diterapkan kembali oleh Trotsky.

Selain itu, Tentara Merah mampu mengendalikan daerah pertahanan dari dalam. Dengan menciptakan Perang Komunis, yaitu mengaplikasikan konsep perang total ke dalam konsep konflik sipil, Bolsheviks mendekati petani untuk memperoleh bahan makanan, melakukan rasionalisasi dalam perbankan dan industri dan memperkerjakan siapapun yang membutuhkan kerja. Dengan demikian, sistem logistik Tentara Merah tetap terjaga dengan baik dan memiliki pengaruh luasa di kalangan buruh dan petani.

Sistem teror revolusioner juga diterapkan oleh Tentara Merah Komunis. Model polisi rahasia Tsar seperti Cheka dihidupkan kembali. Dibawah Dzherzinsky, Cheka menjadi agen teror yang melakukan pembunuhan terhadap lawan-lawan politik termasuk terhadap anggota keluarga Tsar. Cheka kemudian dikembangkan menjadi OGPU, NKVD, MVD, dan akhirnya KGB. Terakhir, intervensi militer asing dalam perang sipil yang berakhir yang berpihak pada Rusia Putih malah menumbuhkan komunis. Revolusi Rusia yang menggunakan ideologi komunis menginspirasi negara-negara lain untuk menumbangkan pemerintahan lama. Ajaran Lenin yang mengadopsi marxisme mengilhami kaum komunis di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang berada di bawah kekuasaan imperialisme Barat. Di China, ajaran komunis dikembangkan oleh Mao Tse-tung digunakan sebagai alat untuk melakukan gerakan nasional melawan agresi Jepang di Manchuria. Di Indonesia, ajaran Lenin diadopsi oleh Partai Komunis Indonesia dalam melakukan gerakan revolusioner.

Related Posts

Silakan pilih sistem komentar anda ⇛   

0 komentar untuk Sejarah : Revolusi Rusia (1917-1919)